Wednesday, January 21, 2009

PENGERUKAN BUKAN JAWABAN BAGI BUYAN


Bali memang tidak akan pernah habis untuk dieksploitasi oleh para investor untuk menanamkan modalnya, tidak peduli gunung, jurang, loloan, pantai, danau atau kawasan suci sekalipun. Kini muncul lagi rencana pembuatan panggung terapung oleh PT. Anantara, yang sudah mendapat ijin prinsip dari Bupati Buleleng yaitu : Bagiada, dan kini Pt. Anantara bermaksud mengajukan ijin rekomendasi kepada gubernur Bali Made Mangku Pastika. Akankah kita akan berdiam diri saja ? sementara bumi pertiwi kita diperkosa oleh tangan – tangan kotor para investor dan pejabat korup, akan kah kita biarkan kawasan resapan, kawasan suci dan sumber air kita dirusak?.

Dengan dalih untuk pengembangan ekowisata dan budaya serta danau akan dikeruk dan dibangun panggung terapung di air danau. Hal ini tentunya akan berpegaruh kepada kualitas air danau yang akan tercemar oleh mesin – mesin, sampah dan bahan – bahan kimia yang tentunya akan berdampak juga kepada kehidupan masyarakat sekitar dan kawasan Buleleng, Tabanan, dan Badung, mengingat danau Buyan merupakan pemasok air untuk minum, irigasi ketiga wilayah tersebut. Ketika pasokan air berkurang sudah dipastikan produksi pertanian di Bali akan menurun yang akan berakibat kepada kerentanan pangan. Penurunan kualitas air danau juga akan berpengaruk kepada keanekaragaman hayati seperti ikan – ikan air tawar yang terdapat di danau tersebut.

Secara social budaya , pengusahaan pariwisata alam akan menutup akses kelompok pecinta alam untuk menikmati kawasan di sekitar Danau Buyan. Padahal selama ini lokasi tersebut merupakan rumah kedua dan tempat belajar bagi para pecinta alam. Akses masyarakat juga akan ditutup padahal selama ini hutan dijadikan sebagai tempat masyakat mencari rumput untuk ternak mereka, dan juga akan kehilangan akses akan danau karena sudah dikelola oleh investor. Disamping itu pembangunan di kawasan ini juga akan menghancurkan berbagai kawasan suci yang terdapat dikawasan ini, mengingat dalam kawasan ini terdapat berbagai jenis pura dan situs purbakala yang harus dilestarikan sebagai warisan leluhur. ( Andy Walhi Bali )

2 comments:

eBlog-wayan said...

Begitulah, kalau uang sudah menjadi raja! Apapun bisa dilakukan, semestinya bapak putu bagiada tidak mengizinkan hal tersebut,,,bli bukannya kita yang melestarikan alam,budaya dll. Tapi alamlah atau budayalah yg melestarikan kita.blogku

hara firmandaru said...

aq sudah menanyakan panel surya utk motor listrik
begini itungan kasar na
jka qta pnya sebuaha motor listrik dg kecepatan 35- 45 km /jam baterai 350 w , 24 ah , 12 v lau anda membeli sbh panel surya 20 wph dimensi 30 x 35 cm
1 . 17,5 jam x 20 wph = 100 w
2 . 12 v x 24 ah = 288
3 . 288 : 350 =0,823
4 . 0,823 x 17,5 = 14,4
jadi dg panel surya 20 wph qta bisa mengisi full baterai selam 14,4 jam
aq belum pernah melakukan percobaan na jadi blim bisa dpastikan mungkin bisa lebih lama ato lebih cepet
lalu itungan bisnis na
1 . harga motor listrik rp 6.000.000(bisa di cicil)
2 . panel surya 20 wph rp 1.400.000
3 . biaya pemasangan rp 600.000
4 . qta ambil untung tp 500.000
jadi total semua na rp 8.500.000

aq sekrg cuman bisa menunggu n terus bergrilya mencari informasi
semoga saja ada org yg mo mengivestikan modal setelah mmbaca blog ini
semua yg aq tulis diatas baru sebuah perkiraan awal masih ada kemungkinan berubah
aq gaminta byk aq hanya butuh 2 haldari kalian yg membaca blog q
1 . dukungan kalian baik itu material maupun moril
2 . kepedulian kalian utk menyelamatkan bumi ini
jgn pernah kalian merasa bahagia diatas penderitaan bumi krna bumi adl rumah qta utk yg pertama aq hanya ingin membangun sbh jaringan aza

Post a Comment